Memilih Jadi Pebisnis? Bulatkan Tekad dan Positioningkan Diri Anda!

Memilih jadi pebisnis

Sebelumnya tulisan saya membahas mengenai perbedaan antara marketer dan pebisnis.  Saya merasa penting untuk membahas hal tersebut, paling tidak ada dua alasan. 

Pertama banyaknya penjual atau marketer yang salah kaprah, menganggap dirinya pebisnis. Kedua memilih menjadi salah satunya untuk dijalani (positioning) penting untuk kita tetapkan di awal.

Pada tulisan saya ini, terkait pada poin kedua di atas. Penting untuk positioning diri di awal,  Apakah kita ingin menjadi marketer atau pebisnis. Cerita tentang pentingnya positioning ini sama seperti kisah Abdurrahman bin Auf seorang sahabat mulia Nabi Muhammad SAW yang merupakan saudagar kaya raya di zamannya.

Kisahnya pada saat Abdurrahman bin Auf dikasih sinyal untuk menggantikan khalifah pada saat itu Umar Bin Khattab. Sang khalifah pada saat itu menginstruksikan kepada Abdurrahman menjadi imam shalat, sebuah sinyal yang dilakukan Baginda Nabi kepada sahabat mulia Abu Bakar As Siddiq untuk menggantikan beliau sepeninggalnya.

Namun walau diberi sinyal untuk menjadi khalifah oleh Umar Bin khattab, Abdurrahman bin Auf Memilih tetap untuk berkiprah di ekonomi umat. Inilah positioning, penting untuk menetapkannya di awal dan tidak goyah untuk berpindah. Jadilah sahabat Mulia Abdurrahman bin Auf menjadi pilar ekonomi umat sepanjang sejarah dikenal karena kiprahnya.

Tarik dalam dunia bisnis penting buat Anda untuk benar-benar memastikan diri sebagai pebisnis, mulai saat memulai dan menjalaninya. Rutinitas para pebisnis akan berkutat paling tidak pada tiga hal.  Pertama marketing,  kedua finance (akuntansi), ketiga manajemen. Di sini terlihat marketer hanya satu dari tiga rutinitas seorang pebisnis

Memulai Dari Nol (Start From Scratch)

Bagaimana jika ada seorang yang lulus kuliah dan belum tahu harus berbuat apa, ceritanya Ia ingin menjadi seorang pebisnis? pertanyaan ini menghinggapi pikiran saya beberapa waktu yang lalu. Menurut saya seorang yang baru mau memulai sebaiknya memulai diri menjadi seorang marketer.  Ini merupakan pilihan ideal sebelum menjadi besar dengan membuat bisnis dan menjadi perusahaan (korporasi).

Ada beberapa alasan untuk menguatkan pernyataan di atas, untuk bisa menjelaskannya saya mencoba rumuskan alurnya secara ideal.

  1. Berjualan adalah cara cepat menghasilkan uang tanpa harus terikat pada perusahaan (atau menjadi karyawan). Berbeda dengan orang yang mempunyai pengetahuan finance atau manajemen, mereka biasanya memulai dengan bekerja dan digaji. Pendapatan jangka pendek sangatlah penting karena “dapur harus tetap ngebul”.
  2. Bahkan menjadi tim marketing dalam sebuah perusahaan (menjadi karyawan yang digaji), adalah keuntungan karena seseorang akan memiliki skill jualan. Sebuah skill yang sangat dibutuhkan yang menjadi ujung tombak sebuah perusahaan  agar dapat mendapatkan laba.
  3. Keterampilan untuk bisa di finance atau manajemen biasanya didapatkan dari bangku kuliah. Berbeda dengan kemampuan marketing yang bisa langsung diasah saat itu juga tanpa harus mengenyam pendidikan formal.
  4. Menjadi marketer di awal adalah langkah yang ideal, sebagai  penghasilan jangka pendek. Lama-kelamaan para marketer akan mengeluhkan tentang ke”bocoran” uangnya. Itu terjadi karena rendahnya pemahaman tentang finance, uang yang diputar untuk jualan digabung dengan uang pribadi. Pada titik ini, barulah belajar mengenai finance.
  5. Kemampuan finance yang mumpuni membuat ke”bocoran” tertangani, sehingga perlu untuk melakukan scale up dan mendelegasikan pekerjaan. Saat itulah dibutuhkan sistem manajerial yang kuat. pada titik ini, barulah belajar mengenai manajemen.
  6. Proses  marketing yang awalnya dilakukan di duplikasikan ke orang lain, menulis laporan keuangan bisa diserahkan kepada tim Finance (akuntan),  tugas selanjutnya adalah membaca (laporan keuangan itu) kemudian menentukan arah kebijakan.

Proses di atas adalah proses yang ideal untuk yang ingin menjadi pebisnis jika kondisinya mulai dari nol. Bagaimana jika anda ingin meng-”cut” atau memotong prosesnya? ada banyak cara, salah satunya adalah buatlah bisnis plan di mana ide anda bisa menghasilkan laba kemudian carilah investor. Sekarang anda bisa memulainya dengan bahan bakar uang investor.

Langkah selanjutnya, dari ketiga rutinitas pebisnis di manakah kelemahan anda? Rekrut lah mereka yang kompeten di bidangnya yang merupakan kelemahan anda. Jika ketiganya (marketing, finance & manajemen) merupakan kelemahan anda maka rekrut lah semuanya. Adapun Anda sembari berjalannya waktu harus mempelajari mengenai manajemen,  karena proses terakhir untuk mengembangkan bisnis ada pada kemampuan anda dalam mengelola perusahaan (manajemen).

Siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan hasil

Pepatah Arab ini kena untuk mereka yang sudah menetapkan keputusan hidupnya untuk menjadi pebisnis. Teguh pada pendirian dan tidak goyah. Inilah yang disebut “positioning”. Penekanan yang begitu dalam,  melihat kebanyakan masyarakat kita di Indonesia melakukan banyak hal dan ketika sudah merasakan hasil langsung pindah ke tempat lain. Salah? Tidak, tapi sayang sekali saat bisnis yang kita geluti belum berdampak ke perut banyak orang baru berdampak ke perut sendiri.


📆

📂

2 tanggapan

  1. Wah mantap tulisannya. Terlebih Om Yusri kasih tahu cara cepat menulisnya.

    1. Muhammad Usri Yusran Jalil

      siap kang.. thanks sudah di coaching menulis selama ini..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *